Sore
telah menampakan gelapnya, terangnya matahari berganti menjadi terang bulan. keempat sahabat yang sedang berkumpul di
sebuah acara yang cukup ramai. Angin sore berhembus dengan kencang dan lembut. Mereka
suka main ke tempat acara regae, bercanda,riang,gembira dan menari-nari
menikmati alunan lagu yang dimainkan ditempat tersebut.
Silva
adalah sosok perempuan yang gampang sakit hati, suka murung dan melamun
sampai-sampai ia dijuluki “BULAO (Budak Galau)” oleh guru b.Inggris nya, dan
guru BP di smp nya suka tau kalau silva berpacaran dengan siapa saja,keluarganya
gimana karena silva juga suka bercerita kepada guru bp nya, selain itu silva
juga suka menjahili temannya mulai dari mengunci temanya di perpustakaan
ataupun wc sekolah, silva itu anak yang baik awalnya suka diem dirumah sama
sodaranya tapi silva pusing sama orangtua nya karena silva sejak smp tinggal
sama nenek nya.
Susan
adalah sosok perempuan yang keras kepala ingin menang sendiri dan cerewet, dia
sangat suka mendengar musik regae, walaupun begitu ia pintar dalam bidang
matematika.
Ria
adalah sosok perempuan yang baik, pendengar curhatan teman yang mengerti dan
suka menasehati temannya ketika temanya minta pendapat tentang masalahnya, ia
perempun yang berambut panjang dan lurus.
Dan
yang terakhir adalah, lusi ia perempuan yang paling cantik diantara kami
bertiga, ia baik, cantik dan tegar.
Keempat
sahabat tersebut sangat aktif di sekolahnya meskipun mereka suka pergi ke
acara. Jangan salah, mereka anggota osis loh disekolahnya, dan mereka juga ikutan paskibra sampai
mendapatkan pin capas hehe. Tapi sayangnya kami semua mundur dari paskibra
dikarenakan terlalu melelahkan.
Sebenarnya
sahabat mereka itu engga cuman berempat ko. Tapi, ada sahabat-sahabat lainya
yang cowo juga banyak Karena kami suka bersahabat makanya kami banyak temanya,
malah ada sahabat kami yang pintar dalam apapun yaitu ketua osis dan pernah
ikutan OSN sampai tingkat padang. Tapi, jika salahsatu dari kami mempunyai
masalah dengan adik kelasnya kami suka bersatu dan mendatangi adik kelasnya,
kan jadi seru.
Sore
itu, silva sudah bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang sudah direncanakan
dengan ketiga sahabatnya yaitu acara regae. Dengan senyuman manisnya silva
meminta uang kepada neneknya kebetulan waktu itu silva dan nenek nya sedang
berada di rumah orangtua silva jadi silva senyum-senyum sendiri minta uang ke
orangtua dan neneknya. Tapi, neneknya memarahi silva karena silva memakai jeans
pendek dan ibunya membela “biarlah nanti kalau dipesantren gabakalan kaya gitu
lagi” yaudah silva langsung pergi tanpa menghiraukan perkatanaan neneknya
karena takut ada ayah nya datang.
Jam
tangan pun berdetak telah menunjukan pukul 03.00 sore silva dan keempat
sahabatnya yang suka ke acara tiba di tempat acara.
“ada aku disini” alunan lagu regae terdengar
dengan suara yang keras. Membuat susan,lusi dan ria berlari ketengah acara
tersebut dan mereka sibuk bergoyang ditengah ramanya acara. Sedangkan silva
hanya berdiri di pinggir acara tersebut sambil sunyam-senyum sendiri karena
silva ingat kepada seseorang yang pernah menjaganya di tengah keramaian acara
regae di lapang dadaha ketika silva pertama kalinya mencoba ke tempat acara
ditarik sembarang orang kesana kesini, tapi untungnya ada yang menjaga silva.
Tiba-tiba ada lelaki
yang mendekati silva dan bertanya
Lelaki :kamu kesini? Emang orang tua kamu
ngijinin kamu kesini? (lelaki tersebut heran dan senyum manis kepadanya)” silva
langsung kebingungan karena ada seseorang yang dia sakiti semenjak dahulu dan
silva bahagia karena lelaki tersebut masih mengenalinya.
Silva :silva langsung kebingungan karena ada
seseorang yang dia sakiti semenjak dahulu dan silva bahagia karena lelaki
tersebut masih mengenalinya. emm… kan orang tua mah ga tau aku kesini.
Lelaki : oh emangnya kalau orang tua tau bakal
dimarahi?
Silva : ga tau (jawab silva dengan singkat)
Silva dan laki-laki itu
dekat kembali, kemudian laki-laki itu berbicara dengan salah seorang sahabta
silva yang pergi sama silva ketempat tersebut yaitu ria.
Laki-laki : ri aku cocok ga sama dia kembali (sambil
megang tangan silva)
Ria : iya cocok. Tolong jagain sebentar
yang aku mau ketengah lagi (sambil sunyam-senyum).
Laki-laki : iyah pasti di jagain.
Jam
sudah menunjukan pukul 05.00, waktu ga kerasa begitu cepat dan akhirnya kita
semua pulang kerumah masing-masing. Tapi, silva sama ria ikut sama yoga ke
kos-kosan nya dulu. Waktu dijalan menuju kos-kosan, silva ketemu sama orang
tuanya yang sedang membawa adik laki-laki nya ke dokter.
Silva
merasa bersalah. karena ketika silva di tempat acara, silva di telpon sama
mamahnya terus tapi silva sengaja gak angkat telponnya. Rasa bersalahnya silva
hanya sesaat saja tidak membuat silva langsung buru-buru pulang ke rumah.
Beberapa
minggu kemudian ada acara regae lagi di pestival. Kemudian silva dan ketiga
sahabatnya seperti biasa mendatangi acara tersebut. Dan seperti biasanya mereka
berangkat jam 03.00 setelah solat ashar mereka berangkat.
Beberapa
jam kemudian waktu sudah menunjukan pukul 05.25 sore hamper mau adan magrib,
suasana pun berubah menjadi gelap dan adan magrib berkumandang. Silva
kebingungan karena heran orang tuanya tidak telpon dan menuruh dia pulang.
Tapi, silva enjoy-enjoy aja karena ia ingin main sampai malam. Tapi,
teman-temanya cemas takut silva dimarahi orang tuanya, kemudian silva diajak
pulang deh.
Lusi : sil pulang yu?
Silva : mau pulang sekarang? ga salah?
Ria + susan : iyah pulang aja yu takut kamu dimarahin
Silva : oh iyah (muka cemberut)
Setelah sampai dirumah
nenek nya, silva di telpon sama mamahnya.
Mamah : teh lagi dimana? Udah pulang
belum?
Silva : udah mah ini juga sama nenek
Mamah : oh iyah the beres-beres baju
sekarang
Silva : emang mau kemana?
Mamah : besok ke pesantren, mamah sekarang
lagi ada di pesantren. Mamah ingin kamu menjadi lebih baik daripada mamah dan
bapa.
Silva : ga salah mah? (silva nangis)
Mamah : iyah engga teh
Silva langsung menutup
telponya dan lari kekamar. Silva berbicara sendiri ( ya allah apa yang harus
aku lakukan? Mohon petunjukmu ya allah)
Keesokan
harinya silva sudah siap beres-beres dengan barang-barang yang ingin dia bawa
kepesantren. Teman-teman silva menghubungi silva untuk berkumpul di dekat
sekolahnya. Awalnya silva mau mendatangi teman-temanya dan pergi dari rumah
karena tidak mau ke pesantren. Tapi, silva berpikir lagi kasian kalu ia terus
tinggal sama neneknya takut jadi beban buat neneknya dan silva berpikir silva
ingin bisa mengaji. Akhirnya silva meninggalkan pesan buat teman-temannya bahwa
silva tidak bisa ketemu teman-temanya lagi untuk sementara waktu paling satu
tahun sekali kalu mau ketemu juga.
Dan
akhirnya silva hidup di pesantren sambil meneruskan sekolahnya.