Rani adalah anak orang kaya, dia
bersekolah di sekolah yang mewah. Setiap harinya ia hidup penuh kemewahan.
Mulai dari bangun tidur sampai ia tidur kembali pasti dihiasi dengan segala
kemewahan dan kenyamanan membuat semua anak iri melihatnya. Namun dalam
hatinya ia tidak benar-benar merasakan
kenyamanan dalam hidupnya, ia adalah orang yang jutek dan sedikit kasar kepada
setiap orang termasuk ayah dan ibunya, maklum dia adalah anak satu-satunya.
Rani tinggal di rumah besar yang mewah dan hanya tinggal sendiri di rumah besar
itu, ayah dan ibunya selalu bekerja di luar negeri dan jarang ada di rumah,
sekalinya ada di rumah ayah ibu rani sibuk dengan handphone masing-masing, itu
lah mengapa rani mempunyai sikap yang kasar dan jutek. Ia ingin di perhatikan
oleh kedua orang tuanya namun tidak pernah di perhatikan. Dia menjadi anak yang
proaktif sekali.
Berbeda
dengan Sani, sani adalah anak keluarga miskin. Setiap harinya ia banyak
mendapatkan cobaan hidup. Banyak sekali cobaan yang sering muncul di hidup
rani, contohnya saat ia ditinggalkan oleh ayah nya satu tahun yang lalu, dan
sekarang ibunya menderita penyakit kangker. Dia tinggal bersama ibu nya di
rumah yang kecil. Setelah ayahnya meninggal ternyata sani mendapat kesusahaan
lagi yakni ditagih hutang oleh rentenir. Dulu ayah nya mempunyai banyak sekali
hutang, sekarang sani dan ibunya yang harus menanggung semua hutang-hutang itu.
Tapi untungnya sani adalah anak yang pintar dan cerdas, dia mendapat beasiswa
bersekolah di sekolah yang mewah.
Saat
itu raja siang belum muncul dari persembunyiannya, sani harus segara bergegas
mencari uang yaitu dia harus menjadi buruh cuci kesetiap tetangganya. Setalah
itu dia harus membersihkan rumah dan membuat sarapan untuk ibunya dan dirinya.
Semua urusan rumah tangga sekarang sani yang menanggung mulai dari mencari
nafkah dan layaknya menjadi seorag ibu rumah tangga yang harus ini itu. Karena
ibunya menderita sakit dan tidak bisa beraktivitas lagi, dan hanya bisa
terbaring lemah di kasur. Sani bingung, sani tidak punya uang untuk berobat ke
rumah sakit. Jangankan untuk biaya rumah sakit, untuk makan sehari-harinya pun
sani kesusahaan dia hanya mendapat uang dari hasil dia mencuci baju tetangganya
itu pun masih kurang untuk makan sehari-hari. Setelah semua kegiatan nya dirasa
selesai, sani siap-siap berangkat ke sekolah menggunkan sepeda jeleknya.
Berbeda dengan sani, rani pagi itu belum bangun, rani masih terlelap di kasur
yang empuk dan mewah dan kamar yang nyaman. Seperti biasa, pembantunya sudah
menyiapkan seluruh perlengkapan mandi sampai air panas kesukaan rani, dan
menyiapkan septu, tas, baju dan sarapan pagi untuk rani. Setelah selesai
pembantu nya langsung membangunkan rani rani pun bangun dan siap-siap berangkat
sekolah.
Siang
itu, saat istirahat rani hanya pergi ke perpustakaan untuk membaca. Tidak
seperti anak yang lain yang saat istirahat pergi ke kantin untuk jajan. Rani
duduk di perpustakaan bersama kutu buku lainya. Sedangkan rani berasama teman
teman elit nya pergi ke kantin untuk makan makan disana. Tetapi saat itu, rani
tumben tidak bersemnagat, entahlah, mungkin karena dia rindu kepada ayah dan
ibunya. Saat teman-teman nya asik berbicara tentang keluarga mereka, rani
langsung izin dengan alasan pergi ke toilet. Di jalan rani bertemu dengan sani.
Sani yang membaca buku di jalan bertabrakan dengan rani. Otomatis hati rani
marah kesal kepada sani karena dia merasa sani telah menabraknya dan tidak
jalan dengan benar dia mencaci maki sani. Sani mengalah karena dia tahu bahwa
rani adalah orang yang kasar dan membenci diri sani.
Malam
harinya, rani duduk sendiri di tepi kolam renang dan memikirkan kenapa dia
tidak bisa mendapatkan perhatian dari kedua orang tua, dia kesal karena ayah
dan ibunya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba rani teringat dengan
caciannya kepada sani. Dan berusaha untuk mencari tahu keidupan sani. Besok
adalah hari libur rani berniat untuk pergi ke rumah sani. Saat kecil dia tahu
rumahnya karena ibunya adalah mantan pembantu di rumah rani.
Keesokan
harinya, pagi-pagi sekali niat rani benar benar dijalankan, dia pergi naik
mobil tanpa supir menuju ke lokasi rumah sani. Rani mengintip kegiatan di rumah
sani dari sebrang nya. Tanpa di duga tiba-tiba ada segerombolan orang masuk ke
rumah sani, orang-orang itu bermuka seram dan berteriak teriak menagih hutang.
Sani keluar dan memohon mohon agar diberi keringanan atas hutangnya. Melihat
itu semua, rani sangat kesal terhadap orang itu dan turun dari mobil untuk
memberi pelajaran terhadap orang orang itu. Rani bertengkar dengan orang itu
dan berbicara kalau rani akan melunasi hutang-hutangnya. Sani terkejut atas
kehadiran rani yang tiba-tiba itu. Sangat tidak menyangka kalau rani berbuat
baik terhadap keluarganya ini. Setelah semua orang-orang itu pulang, sani
mengajak rani untuk masuk ke rumah nya dan duduk dahulu. Rani pun meminta maaf
soal cacian waktu itu. Sani sangat gembira atas permintaan maaf nya dan bantuan
nya itu sani berterimaksih banyak kepada sani. Dan yang tak terduga rani
mengajak ibu dan sani untuk tinggal di rumah nya dan akan memberi fasilitas
sekolah dan hidup untuk sani dan ibunya. Di sana sani terharu sekali dan
menganggap rani adalah malaikat penolong yang mau menolong kelurganya.
Setelah
itu rani, sani dan ibunya hidup bersama dan bahagia. Ibu sani mendapat
pengobatan dan dianggap menjadi ibu rani. Keluarga sani sangat senang sekali
hingga akhirnya sani dan rani menikah dan hidup pisah rumah.