Cerpen

“Kau tak paham aku” ujarnya. Kalimat itu yang selalu mengganggu waktu tidurku malam hari. Kalimat semingggu lalu, tepat terakhir kali aku melihatnya, memandang sudut matanya yang menajam penuh kekesalan. Dia selalu punya pertanyaan dengan jawaban yang masih menggantung. Dia lihai mempermainkan aku dan mengoyak rasa di dadaku. Dia pandai mensabdakan kata- kata indah dengan sejuta makna di dalamnya. Bagaimana bisa aku memahaminya, sementara dia hanya berkutat dengan sandi –sandi, dia tak menyukai deskripsi, namun malah menyukai kalimat teka – teki yang ambigu.*** Sudah seminggu dia tak nampak di hadapanku, tak ku cium sedikitpun aroma parfumnya, atau sedikit nikotin dan secangkir kopi hitam...

Read more

Aku seorang wanita berusia 22 tahun yang sudah menikah dan mempunyai seorang putri yang bernama Indah. Aku hanya lulusan SMP yang tinggal di kampung (maklum namanya juga di kampung anak lulusan SMP ajah udah di nikahin). Aku menikah dengan seseorang yang bernama Rahman. Dia bekerja sebagai pedagang keliling yang menjajakan makanan-makanan ringan ke warung-warung. Pergi pagi pulang sore. Walaupun begitu, alhamdulilah penghasilannya mencukupi untuk menghidupi kami sekeluarga. Sewaktu sekolah dulu aku bercita-cita ingin menjadi seorang guru, tapi apalah daya ekonomi keluargaku rendah bapak ku hanya seorang buruh bangunan, lulus SMP aja udah alhamdulilah. Tapi setelah menikah alhamdulilah kehidupanku mulai membaik, sedikit...

Read more

Wangi itu, wangi yang selalu semerbak membelai hidungku, wangi yang selalu ku rindu dan kunanti, wangi yang tak pernah ku lupa, wangi yang selalu bisa ku cium berapapun jaraknya itu, wangi yang selalu bisa membuatku tenang dan nyaman saat aku menciumnya, tak lain dan tak bukan itu berasal dari dirimu.Kau yang tak mungkin aku miliki, kau yang sejauh ini hanya sebatas angan-angan, suatu kemungkinan yang tidak akan terjadi, dan berharap padamu aku fikir akan sangat menyakitkan dan melelahkan, sesuatu yang sudah aku tahu akan menjadi sia-sia namun hatiku berkata lain dan bersikeras melakuakan hal yang aku itu. Aku benar-benar bodoh!...

Read more

Orang bilang masa SMA adalah masa indah yg pasti akan selalu teringat oleh siapapun, masa dimana masalah terbesar adalah tugas menumpuk yang tak kunjung selesai. Umumnya mungkin begitu, namun bagi ega masa SMA-nya adalah masa dimana kehidupan dewasa dimulai. Sebut saja namanya EGA, ia siswi yg baru masuk sekolah menengah kejuruan yang berbasis kesehatan, tepatnya ega mengambil jurusan keperawatan. Ega terlahir dari keluarga sederhana dan tidak harmonis, kedua orang tua ega bercerai dan keduanya sudah menikah lagi, Ega sekarang tinggal bersama ibu dan ayah tirinya. Pagi itu adalah hari pertama Ega masuk sekolah setelah sebelumnya mengikuti ospek disekolahnya, banyak temen baru...

Read more

Aku Enjang Abdul Jabar. Kalau mereka suka memanggilku “abang”. Karena aku anak cikal yang dilahirkan dari keluarga yang tinggal disuatu desa yang kecil pula. Anak pertama kelahiran 1997 ini bernapas dengan paru-paru, sama seperti seekor paus. Itulah Ceritaku, jangan banyak-banyak biar cerita ini tidak melenceng dari biografi.To the point. Aku termenung di kobong saat pulang mengaji. Rian pun memanggilku dan berkata, “Kenapa Bang? Ko cemberut saja?” tanya Rian. Dengan berat aku pun menjawab, “abang mau pindah Ian, Bapak saya menyuruh pindah ke pesantren paman saya itu yang di Jawa Tengah”. Jawabku dengan  sedih. Rian pun terkejut dengan apa yang aku ucapkan dan merasa...

Read more